Pada Spelling Bee Stories Part 2, Dennis dan Alya tengah berlatih untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggrisnya.
Satu tahun pun berlalu. Perjuangan mereka kini harus dibuktikan dalam kompetisi Spelling Bee tingkat regional untuk lolos ke babak final. Apakah kali ini mereka akan bertemu untuk menepati janjinya?
Yuk, coba kelas demo GRATIS!*
Mau kursus di EF? Coba kelas demo gratis* di EF center terdekatmu!
Untuk mengetahui jawabannya, Spelling Bee Stories Part 3 di bawah ini akan membawa kamu bertualang bersama Dennis dan Alya saat berjuang di kompetisi Spelling Bee.
So, let’s get right into it!
Di dalam ruang kelas belajar bahasa Inggris, Dennis tampak melamun sambil melihat buku jurnal di tangannya. Ia tampak tegang, namun bersemangat.
Mrs. Lita, pengajar bahasa Inggris Dennis di EF pun menghampirinya dan memberikan tatapan yang seakan bertanya, ‘ada apa Dennis?’
“Mrs. Lita, jantungku berdetak cepat. Apakah aku akan berhasi melewati kompetisi dengan baik?” tanya Dennis.
“Dennis, apakah kamu tahu? Setiap orang memiliki kekhawatirannya masing-masing. Bagaikan air dalam gelas, air adalah jatah kegagalan kita dan ketika jatah kegagalan itu habis dalam gelas kini waktunya kita mengisi gelas itu dengan pencapaian yang baru.
Selama satu tahun ini, Mrs. Lita lihat kamu semangat sekali belajar bahasa Inggris dan pencapaianmu sudah sangat baik. Oleh karena itu, apa yang kamu khawatirkan saat ini?” tanya Mrs. Lita.
“Benarkah itu? Aku merasa masih butuh banyak belajar dalam mengeja kosakata yang sulit,” sanggah Dennis. Ia mengingat kejadian di kompetisi Spelling Bee sebelumnya ketika salah mengeja satu kata sehingga dirinya tidak lolos ke babak final.
“Nah karena masih ada beberapa hari lagi untuk mempersiapkan diri mengikuti kompetisi ini, yuk kita berlatih bersama-sama!” ajak Mrs. Lita sambil mengepalkan tangannya ke atas seraya memberikan semangat kepada Dennis.
Dennis kembali tersenyum. Ia pun membuka buku jurnalnya untuk melihat seberapa jauh dia sudah berlatih dan apa yang harus diperbaiki. Ya, kebiasaan Dennis semenjak berambisi untuk mengikuti kompetisi Spelling Bee ini ialah menulis kemajuan bahasa Inggrisnya dalam buku.
Jika ditanya, kenapa Dennis sangat bersemangat dalam kompetisi ini maka jawabannya adalah ‘karena sebuah janji’. Ia sudah janji kepada dirinya sendiri untuk membanggakan kedua orang tuanya. Kali ini ia tidak boleh gagal lagi! Di samping itu, sambil tersenyum memikirkannya Ia juga teringat janji akan bertemu dengan Alya karena mereka berdua terpilih kembali dalam kompetisi tingkat Regional.
Setelah menunggu dan berlatih selama satu tahun, kini Dennis sudah berada di dalam ruangan untuk kompetisi Spelling Bee tingkat regional. Kali ini, dirinya bukan termasuk di Grup B lagi, karena kelas 5 dan 6 sudah termasuk di Grup C.
Dennis pun melihat-lihat ke kanan dan ke kiri. Sampai-sampai, anak laki-laki tersebut memicingkan matanya untuk mencari keberadaan Alya, dan benar saja. Alya ada di ruangan yang sama dengan Dennis!
“Alya!” teriak Dennis memanggil Alya sambil melambaikan tangannya.
Sayangnya, teriakan Dennis terdengar hampir ke seluruh ruangan sehingga orang-orang pun menoleh ke arah Dennis dan membuatnya salah tingkah. Karena itu, Alya langsung menghampiri Dennis sambil tertawa kecil.
“Hai Dennis! Tidak perlu sekencang itu. Aku tetap bisa mendengarmu meski kau berada jauh dengan suara yang kecil,” ledek Alya.
“He he, maaf Alya. Aku pun tidak sadar akan hal ini,” ucap Dennis dengan sambil salah tingkah.
“Oh, ini yang namanya Alya. Halo Alya!” Sapa Ibu Dona, guru bahasa Inggris Dennis di sekolah yang ikut mendampingi Dennis dalam kompetisi Spelling Bee sejak tahun lalu.
“Halo, Bu. Perkenalkan saya Alya, teman Dennis dan kami bertemu di kompetisi Spelling Bee sebelumnya,” jawab Alya.
“Apakah kamu tahu? Dennis selalu menyebut janji untuk bertemu kamu selama latihan di sekolah loh! Sepertinya motivasi utama Dennis bukan menang tapi melihat Alya ya?” tanya Ibu Dona dengan maksud bercanda.
“Ah Ibu bisa saja. Mungkin itu salah satunya sih,” celetuk Dennis.
Alya pun tersenyum mendengarnya dan diiringi suara tertawa Ibu Dona.
Kompetisi pun dimulai. Semua peserta mempersiapkan diri mereka masing-masing. Ada yang terlihat gugup, ada yang santai dan terlihat percaya diri, dan ada juga yang selalu berdoa dalam setiap sesinya. Dennis pun termasuk ke dalam tiga kategori itu. Ia santai namun gugup, dan selalu berdoa agar dipermudahkan.
Hingga pada akhirnya, juri mengumumkan peserta yang akan lolos ke babak final. Dennis memejamkan mata dan berdoa. Dia berpikir dalam hati, selama satu tahun telah berlatih apakah dapat mengantarkannya ke babak final dan meraih piala untuk kedua orang tuanya?
Sebelumnya, orang tua Dennis tidak terlalu menuntutnya untuk menang. Hal yang terpenting bagi mereka adalah rasa percaya diri Dennis untuk terus meningkatkan kemampuan bahasa Inggrisnya karena mempelajari bahasa Internasional merupakan sebuah hal yang dapat menjadi modal masa depannya.
Oleh karena itu, orang tua Dennis sangat setuju jika Ia bisa meningkatkan kemampuan bahasa Inggris di EF bersama temannya, Genta.
“Itu dia para pemenang yang lolos ke babak final. Semoga dapat mempersiapkan dirinya sebaik mungkin untuk babak final di tingkat Nasional ya. Yuk, kita kasih selamat dan semangat untuk mereka!” ucap sang MC.
Dennis menatap Ibu Dona dengan tatapan gembira. Akhirnya Ia berhasil lolos ke babak final. Bukan hanya itu, ternyata Alya juga lolos ke tahap selanjutnya!
“Selamat Alya!”
“Terima kasih, Dennis. Jadi apa rencanamu berikutnya?” tanya Alya.
“Sepertinya aku akan terus berlatih dengan kursus bahasa Inggris di EF. Bagaimana denganmu?” jawab Dennis dan kembali bertanya kepada Alya.
“Wah sama! Aku juga kursus bahasa Inggris di EF karena banyak promo menarik di dalamnya. Bahkan aku mendapat merchandise eksklusif nih!” pungkas Alya sambil menunjukkan tas serta botol minumnya yang cantik.
“Aku juga punya tas itu di rumah! Lain kali kita harus mengenakannya sama-sama ya, Alya!” lontar Dennis.
“Tentu! Aku sangat bersemangat dan menantikan kompetisi selanjutnya. Kamu juga semangat terus ya Dennis!” seru Alya.
“Pasti!”
Kompetisi pun selesai, semua peserta pulang termasuk Dennis dan Alya. Perpisahan mereka kali ini diiringi oleh semangat yang riang karena akan bertemu lagi di babak final nanti. Membayangkannya saja, sudah membuat Dennis dan Alya tersenyum sendiri karena tidak sabar menunggu hari itu tiba.
Sampai kemudian, …
Bersambung …
Hebat sekali ya Dennis dan Alya! Akhirnya mereka masuk ke babak final bersama. Akan tetapi, perjuangan mereka belum selesai. Dennis dan Alya harus tetap berlatih dan mengerahkan kemampuannya agar menjadi pemenang di kompetisi Spelling Bee nanti.
Apakah keduanya akan memenangkan piala itu?
Sambil menunggu kelanjutannya di Spelling Bee Stories Part 4, ikut kelas demo GRATIS di EF yuk! Kamu juga bisa loh ambil promo awal tahun seperti yang dilakukan Dennis dan Alya untuk berlatih bahasa Inggris.
Sebelum kehabisan tempat, DAFTAR SEKARANG JUGA! 😉