Pada Spelling Bee Stories Part 1, kita telah mengikuti langkah Dennis mengikuti kompetisi Spelling Bee pertamanya. Kala itu, Dennis belum memiliki kesempatan untuk masuk ke babak final.
Hingga akhirnya Ia bertemu dengan Alya dan berjanji untuk kembali berjuang di kompetisi selanjutnya. Akankah kisah mereka berjalan sesuai harapan atau hanya sebatas mimpi dari dua orang anak yang berjuang?
Yuk, coba kelas demo GRATIS!*
Mau kursus di EF? Coba kelas demo gratis* di EF center terdekatmu!
Untuk mengetahui jawabannya, Spelling Bee Stories Part 2 di bawah ini akan membawa kamu bertualang bersama Dennis dan Alya menelusuri rumus yang mereka lakukan dalam memenangkan kompetisi Spelling Bee.
So, let’s get right into it!
Kring… kring…
Kring… kring…
Kring… kring…
“Oh tidak, aku terlambat lagi hari ini!” Seru Dennis sambil bangun dari tempat tidurnya dan bergegas untuk mandi.
Di sisi lain, Rani, sang ibunda, mempersiapkan bekal sarapan Dennis karena Ia tahu pasti Dennis kesiangan lagi dan tidak akan sarapan terlebih dahulu di rumah. Sang ayah juga hanya tertawa kecil sambil membaca koran, mengetahui anaknya yang sedang mempersiapkan diri untuk sekolah dengan terburu-buru.
“Aku siap! Ayo kita berangkat, Pa,” Ajak Dennis pada sang ayah.
“Kasihan sekali sepedamu, dia pasti rindu berangkat sekolah bersama anak kesayangan Ibu,” ucap Rani menyindir dengan maksud bercanda.
“Maaf sekali lagi, hari ini aku bangun telat jadi tidak bisa memakai sepeda,” jawab Dennis seraya termenung.
“Tidak apa-apa Dennis, besok-besok jam bekernya dipeluk ya biar langsung bangun!” gurau sang ayah pada Dennis.
Dennis, ibunda, dan sang ayah pun tertawa bersamaan.
“Hati-hati di jalan,”
“Siap, Bu!” pamit Dennis dan sang ayah, sebelum ke mobil bersama-sama.
Sesampainya di kelas, Dennis pun belajar seperti biasanya. Jika diperhatikan, tidak ada yang berbeda dari suasana belajar di kelas. Semuanya hannyalah tentang memperhatikan, mencatat, bergurau dengan teman, bertanya dengan guru, dan apa lagi ya…
Hm, sepertinya Dennis melupakan sesuatu.
“Dor!”
Tiba-tiba seseorang mengentakkan bahu Dennis dan membuatnya terkejut.
“Apa yang sedang kau pikirkan hingga melamun seperti itu, Dennis?” tanya Genta, teman sekelas Dennis.
“Has my English improved or is it still bad?” tanya Dennis dengan muka datar.
“Apakah kau yakin menanyakan itu kepadaku?” gumam Genta sambil memicingkan matanya.
“Just answer me!” seru Dennis.
“Okay, I know you're trying to enhance your spelling skill. But, yes! You should improve your English a little more,” papar Genta.
Dennis pun tersadar. Belajar sendiri secara otodidak tidak akan membuatnya bertemu dengan Alya.
Eh, maksudnya tidak akan bisa membuat Dennis menjadi perwakilan sekolahnya lagi untuk ikut dalam kompetisi Spelling Bee.
Benar kata Genta, kemampuan bahasa Inggris Dennis harus semakin ditingkatkan. Masih banyak hal-hal yang perlu diperbaiki. Bahkan Dennis pun masih belum menghafalkan banyak kosakata dalam bahasa Inggris. Karena kita tidak akan tahu bagaimana peraturan baru di kompetisi Spelling Bee selanjutnya dan kalimat seperti apa yang akan didapatkan oleh Dennis nantinya.
“Oh iya, apakah kamu mau ikut bergabung di EF denganku? Ya, siapa tahu kita bisa sama-sama tingkatkan kemampuan bahasa Inggris dan kamu juga bisa terbantu dalam kompetisi Spelling Bee nanti” ajak Genta.
“Berapa biaya kursusnya? Apakah aku harus belajar dari awal di kelas itu?” tanya Dennis memastikan.
“Tenang saja, Dennis. Ada promo di awal tahun ini untuk dapat diskon spesial loh! Tentunya kita akan di tes dulu untuk mengetahui sejauh mana tingkat bahasa Inggrisnya,” jelas Genta.
“Wah menarik! Aku akan belajar dengan giat!” sambut Dennis dengan tatapannya yang penuh semangat.
Saat itu, Dennis berpikir. Ini adalah kesempatan emas bagi dirinya untuk meningkatkan kemampuannya saat ini. Demi meraih gelar juara yang diidamkannya saat mengikuti kompetisi selanjutnya. Demi dapat bertemu dengan Alya lagi, kali ini mungkin di babak final.
Teringat pembicaraannya dengan Alya di telepon beberapa saat lalu. Tampaknya Alya juga tengah berusaha untuk meningkatkan kemampuannya lagi.
'Mungkin ia juga mengikuti kursus lain,' batin Dennis dalam hati. Ia menemukan dirinya tersenyum. 'Tapi bagaimana pun juga, aku tahu tujuan kami berdua tetap sama. Untuk menang di kompetisi selanjutnya.'
Tekadnya kini makin kuat. Dennis memberanikan diri untuk menanyakan pada sang ibu dan ayah jika ia diperbolehkan untuk ikut kursus di EF bersama Genta. Bukan hanya sekadar didorong ambisi untuk menang, tapi Dennis benar-benar ingin menguasai bahasa Inggris dengan baik.
Dengan begini, mungkin ia juga lebih percaya diri saat mengikuti kompetisi Spelling Bee selanjutnya. Dan ia berharap Alya juga sedang memikirkan hal yang sama seperti dirinya.
-------------
Sementara itu, Alya...
“Mrs, bagaimana cara meningkatkan kosakata dalam bahasa Inggris? Aku merasa aku butuh banyak latihan,” kata seorang anak perempuan di ruangan yang terlihat elegan dengan banyak piagam dan buku-buku bahasa Inggris yang tertata dengan rapi.
“Alya, kompetisi bahasa Inggris yang kamu ikuti sudah dilewati dengan baik dan membanggakan. Kini semua tergantung dari latihan dan semangatmu!” ujar Mrs. Catherine, guru bahasa Inggris Alya di sekolah.
“Tapi, bagaimana jika aku kalah lagi?” tanya Alya.
“Menang atau kalah itu bukanlah tujuan kamu dalam mengikuti sebuah kompetisi. Terdapat esensi dalam setiap perlombaan yang harus kita dapatkan maknanya. Nah, dari situlah kita akan paham akan tujuan dari adanya sebuah perlombaan itu sendiri.
Bukankah kamu ingin meningkatkan kemampuan berbicara bahasa Inggris karena mimpimu untuk melanjutkan sekolah di luar negeri? Nah, melalui kompetisi ini, kamu dapat menguji sejauh mana kemampuan itu sudah tertanam dalam dirimu, Alya. Apakah kamu mau berjuang bersamaku?” Ajak Mrs. Catherine sambil tersenyum dan mengulurkan tangannya.
Alya pun tersentuh. Benar! Dia harus membuktikan kepada bunda dan ayah di rumah bahwa ia mampu.
“Baik, Mrs. Catherine. Alya siap!” sambut Alya sambil mengulurkan tangannya di atas telapak tangan Mrs. Catherine.
Alya terburu-buru untuk berlari pulang dan tidak sabar mendaftar kursus bahasa Inggris. Hal ini akan membantu Alya dalam mengikuti kompetisi Spelling Bee selanjutnya. Lagipula, sepertinya kursus yang diminatinya ini sedang memiliki promo khusus...
Apalagi dia sudah berjanji kepada Dennis, peserta yang Ia temui di Spelling Bee sebelumnya untuk sama-sama masuk dalam babak final nanti.
Untuk itu, Alya bertekad akan belajar dengan giat demi menuntaskan janjinya. Alya sendiri pun memiliki prinsip bahwa sebuah janji tidak boleh dilewati. Meski gagal, Alya akan terus berusaha dan menerima apa pun hasilnya nanti.
Sampai kemudian, satu tahun pun berlalu.
Bersambung…
Kini Alya dan Dennis tengah berusaha dalam meningkatkan kemampuan bahasa Inggris mereka untuk Spelling Bee Competition yang akan diadakan sebentar lagi. Apakah kamu juga tertarik mengikuti kompetisi ini? Kamu bisa mendaftarkan diri kamu di sini.
Oh iya, jangan lupa untuk klaim kelas demo GRATIS EF di halaman ini ya! Kelas GRATIS ini akan membantu kamu meningkatkan bahasa Inggris dengan cepat dan mudah.
Sebelum kehabisan tempat, yuk ajak temanmu dan daftar sekarang juga! 😉